Komputasi Grid adalah
penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak komputer yang
terdistribusi dan terpisah secara geografis untuk memecahkan persoalan
komputasi dalam skala besar. Semakin cepat jalur komunikasi terbuka, maka
peluang untuk menggabungkan kinerja komputasi dari sumber-sumber komputasi yang
terpisah menjadi semakin meningkat. Dengan demikian, skala komputasi
terdistribusi dapat ditingkatkan secara geografis lebih jauh lagi, melintasi
batas-batas domain administrasi yang ada.
Dalam buku The
Grid:Blue Print for a new computing infrastructure dijelaskan bahwa yang
dimaksud dengan komputasi grid adalah infrastruktur perangkat keras dan
perangkat lunak yang dapat menyediakan akses yang bisa diandalkan, konsisten,
tahan lama dan tidak mahal terhadap kemampuan komputasi mutakhir yang tersedia.
"A computational grid is a hardware and software infrastructure that provides dependable, consistent, pervasive, and inexpensive access to high-end computational capabilities."Seandainya kelak dikemudian hari teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi paradigma komputasi grid ini sudah mapan, peluang akan semakin terbuka bagi kerjasama lintas organisasi, lintas benua dan lintas bangsa. Akan terbuka peluang bagi peneliti di Indonesia yang ingin melakukan komputasi yang sangat rumit, dengan menggunakan supercomputer tercepat di dunia, tanpa harus melakukan investasi besar-besaran dalam bidang teknologi informasi.Ide awal komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu mempelajari penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau terdistribusi. Sistemterdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan sistem terpusat. Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer secara bersamaan .Setidaknya ada dua sisi yang mendorong semakin berkembangnya grid computing saat ini. Kebutuhan akan sumber daya komputasi yang besar di berbagai bidang serta adanya sumber daya komputasi yang tersebar. Grid computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang mudah dari mana saja. Globus
"A computational grid is a hardware and software infrastructure that provides dependable, consistent, pervasive, and inexpensive access to high-end computational capabilities."Seandainya kelak dikemudian hari teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi paradigma komputasi grid ini sudah mapan, peluang akan semakin terbuka bagi kerjasama lintas organisasi, lintas benua dan lintas bangsa. Akan terbuka peluang bagi peneliti di Indonesia yang ingin melakukan komputasi yang sangat rumit, dengan menggunakan supercomputer tercepat di dunia, tanpa harus melakukan investasi besar-besaran dalam bidang teknologi informasi.Ide awal komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu mempelajari penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau terdistribusi. Sistemterdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan sistem terpusat. Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer secara bersamaan .Setidaknya ada dua sisi yang mendorong semakin berkembangnya grid computing saat ini. Kebutuhan akan sumber daya komputasi yang besar di berbagai bidang serta adanya sumber daya komputasi yang tersebar. Grid computing menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang mudah dari mana saja. Globus
Toolkit adalah
sekumpulan perangkat lunak dan pustaka pembuatan lingkungan komputasi grid yang
bersifat open-source.
Dengan adanya lingkungan komputasi grid ini diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi program-program yang menggunakan pustaka paralel.Dalam tulisan What is the Grid?
Dengan adanya lingkungan komputasi grid ini diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi program-program yang menggunakan pustaka paralel.Dalam tulisan What is the Grid?
A Three Point
Checklist oleh Ian Foster (bapak dari Komputasi Grid) ada check-list yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi bahwa suatu sistem melakukan komputasi grid yaitu:
1.
Sistem
tersebut melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada
dibawah suatu kendali terpusat. Seandainya sumber daya yang digunakan
berada dalam satu cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut
belum dapat dikatakan komputasi grid.
2.
Sistem
tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut
pada suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi grid disusun dari
kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk
mewujudkan komputasi bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang
dibutuhkan adalah dalam bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya,
dan akses terhadap sumber daya.Misalnya TCP/IP .
3.
Sistem
tersebut berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih, (nontrivial
quality of service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen individu dari
komputasi grid tersebut.
Berikut ini adalah beberapa konsep
dasar dari Komputasi Grid :
·
Sumber
daya dikelola dan dikendalikan secara
lokal·
·
Sumber
daya berbeda dapat mempunyai kebijakan dan mekanisme berbeda, mencakup
sumber daya komputasi dikelola oleh sistem
batch berbeda,
·
Sistem
storage berbeda pada node berbeda, Kebijakan berbeda dipercayakan kepada
user yang sama pada sumber daya berbeda pada Grid.
·
Sifat
alami dinamis: Sumber daya dan pengguna dapat sering berubah
Lingkungan
kolaboratif bagi e-community (komunitas elektronik, di internet)Tiga hal yang
di-,sharing dalam sebuah sistem grid, antara lain : Resource,
Network dan Proses.
Kegunaan
/ layanan dari sistem grid sendiri adalah untuk melakukan high throughput
computing dibidang penelitian, ataupun proses komputasi lain yang memerlukan
banyak resource komputer.Secara generik,
keuntungan dasar dari penerapan komputasi
Grid, yaitu:·
·
Perkalian
dari sumber daya: Resource pool dari CPU dan storage tersedia ketika
idle· Lebih cepat dan lebih besar:
Komputasi simulasi dan penyelesaian masalah apat berjalan lebih cepat dan
mencakup domain yang lebih
luas·
·
Software
dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka standard, Akses terhadap model dan
perangkat berbeda, Metodologi penelitian yang lebih
baik·
·
Data:
Akses terhadap sumber data global, dan Hasil penelitian lebih baikIndonesia
sudah menggunakan sistem Grid dan diberi nama InGrid (Inherent Grid).
·
Sistem
komputasi grid mulai beroperasi pada bulam Maret 2007 dan terus dikembangkan
sampai saat ini. Grid ini menghubungkan beberapa perguruan tinggi negeri dan
swasta yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa instansi pemerintahan
seperti Badan Meteorologi dan Geofisika .
Secara umum, elemen-elemen dari
infrastruktur Grid adalah
·
Hardware/Sumber
daya (Dibuat tersedia dari site-site berbeda yang terdistribusi secara
geografis, mencakup
CPU/Storage/Instruments, dll.
·
Software:
Sesuatu yang menghubungkan bersama-sama semua sumber daya ini: middleware.
Beberapa aplikasi untuk menggunakan sumber daya komputasi yang dibuat tersedia· Orang-orang: Siapa yang memelihara Grid, dan Siapa yang
menggunakan GridMiddleware adalah lapisan atau layer perangkat lunak (software)
yang terletak antara sistem operasi dan aplikasi.
Elemen-elemen dasar dari Middleware ini
adalah :
·
Keamanan
(security)
·
Pengelolaan
sumber daya (resource management)
·
Pengelolaan
data (data management)
·
Layanan
informasi (information services)
Solusi bagi middleware yang telah
tersedia, di antaranya adalah Globus Toolkit (Argonne+ISI), LCG/Glite
(dari proyek Uni Eropa), Gridbus (Melbourne, Australia), Unicore…
(Jerman)· Dan masih banyak
lainnya…Secara generik.
Keuntungan Utama Penggunaan Grid
Computing
1.
Teknologi
grid computing mampu menjadi solusi bagi perusahaanperusahaan untuk
memiliki suatu sistem informasi yang berteknologi
canggih, yang mampu mendukung kinerja perusahaan,
dengan biaya yang lebih murah.
2.
Kemampuan
teknologi tersebut untuk mendukung kinerja perusahaan tidak
diragukan lagi. Teknologi grid computing membuka peluang
bagi adanya kerjasama lintas organisasi, lintas benua,
dan lintas bangsa. Selain itu, terbuka pula peluang
untuk melakukan komputasi yang rumit dengan menggunakan
superkomputer yang canggih, tanpa harus melakukan investasi
besar-besaran dalam bidang teknologi informasi
Grid computing menjadi suatu hal
yang menjanjikan bagi perusahaan disebabkan oleh 3 hal, yaitu:
1.
lebih
hemat biaya dalam penggunaan sejumlah tertentu sumber daya komputer,
2.
sebagai
cara untuk memecahkan masalah yang mungkin tidak dapat dipecahkan tanpa
sejumlah besar daya komputasi,
3.
karena
menunjukkan bahwa sumberdaya dari banyak komputer dapat kooperatif dan
dimanfaatkan secara sinergis, serta dikelola sebagai sebuah kolaborasi
mencapai tujuan bersama
·
Perkalian dari sumber daya: Resource pool dari CPU dan
storage tersedia ketika idle
·
Lebih cepat dan lebih besar: Komputasi simulasi dan
penyelesaian masalah apat berjalan lebih cepat dan mencakup domain yang lebih
luas
·
Software dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka
standard, Akses terhadap model dan perangkat berbeda, Metodologi penelitian
yang lebih baik
·
Data: Akses terhadap sumber data global, dan Hasil penelitian
lebih baik
Kekurangan Grid
Computing
Kekurangan
pada grid computing yang lebih saya tekankan disini adalah mengenai hambatan
yang dialami oleh masyarakat Indonesia dalam mengaplikasikan teknologi grid
computing. Hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Manajemen
institusi yang terlalu birokratis menyebabkan mereka enggan untuk
fasilitas yang dimiliki untuk digunakan secara bersama agar mendapatkan manfaat
yang lebih besar bagi masyarakat luas.
2.
Masih
sedikitnya sumber daya manusia yang kompeten dalam mengelola grid
computing.
3.
Kurangnya
pengetahuan yang mencukupi bagi teknisi IT maupun user non teknisi mengenai
manfaat dari grid computing itu sendiri.
Dengan
adanya beberapa manfaat dan hambatan mengenai tersedianya grid computing di Indonesia,
maka harus ada solusi yang berfungsi untuk mewujudkan manfaat dan menghilangkan
hambatan yang muncul tersebut. Solusi itu antara lain adalah sebagai berikut:
1. Memberikan sosialisasi pada instansi pendidikan maupun
institusi non pendidikan mengenai manfaat serta biaya dengan menggunakan sistem
komputasi grid.
2.
Kerjasama
riset dan pengembangan antara departement dalam suatu perguruan tinggi dan
industri.
3.
Diberikannya
mata kuliah tentang grid computing sehingga dapat menghasilkan generasi yang
menguasai teknologi ini.
4. Adanya pengembangan aplikasi yang relevan dengan grid
computing.
Menurut
Myerson (2009), penggunaan grid computing tidak terlepas dari beberapa isu
serta resiko yang mungkin dapat terjadi bagi perusahaan.
Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dan
diperhatikan, antara lain:
·
Tidak
adanya interoperabilitas antar sistemInteroperabilitas adalah kemampuan dari
suatu sistem untuk berinteraksi dan berfungsi dengan sistem lain, di masa
kini atau di masa mendatang, tanpa batasan akses atau
implementasi.
Dalam
grid computing, permasalahan yang paling sering dijumpai adalah
perbedaan format data yang dapat menghambat impor dan ekspor data dari
komputer satu ke komputer lainnya. Hal ini menyebabkan tidak
terjadinya interperobilitas dalam sistem grid computingsehingga
diperlukan reformat data atau penggunaan suatu aplikasi agar data tersebut
bisa diubah dan dipakai dalam suatu format tertentu.
·
Hadirnya
biaya tersembunyiMisal, suatu perusahaan bisa dikenakan biaya yang lebih
tinggi dari jaringan penyedia layanan grid computing untuk
penyimpanan dan aplikasi database yang berisi terabyte data. Hal ini
mungkin melampaui biaya perusahaan yang sedang berhemat untuk
infrastruktur baru, training bagi karyawan, atau pembiayaan
untuk lisensi baru beberapa perangkat lunak.
·
Latency
data yang besarLatency data yang besar seringkali menjadi kendala bagi
perusahaan akibat letaknya yang jauh dari penyedia layanan atau
terpisah secara geografis dengan perusahaan penyedia layanan grid
computing.
·
Keamanan
dataIsu yang paling penting dalam grid computing adalah
mengenai keamanan data. Perusahaan harus memperhatikan ketersediaan data
dan selalu waspada dalam menjaga kerahasiaan data yang penting bagi
perusahaannya
Perbandingan
Grid dan Superkomputer Konvensional "Terdistribusi" atau
"grid" computing pada umumnya adalah tipe khusus darikomputasi
paralel yang mengandalkan komputer lengkap (dengan CPU onboard,
penyimpanan, pasokan listrik, antarmuka jaringan, dll) yang terhubung
ke jaringan(swasta, publik atau Internet ) oleh
konvensional antarmuka jaringan , seperti Ethernet. Hal ini
berbeda dengan gagasan tradisional sebuah superkomputer , yang
memiliki banyak prosesor dihubungkan oleh lokal berkecepatan tinggi bus
komputer.
Keuntungan utama dari komputasi terdistribusi
adalah bahwa setiap node dapat dibeli sebagai perangkat keras komoditas,
yang, jika digabungkan, dapat menghasilkan sumber daya komputasi yang sama
seperti multiprosesorsuperkomputer, tetapi dengan biaya lebih rendah. Hal
ini karena skala ekonomiproduksi komoditas hardware, dibandingkan dengan
efisiensi yang lebih rendah dari merancang dan membangun sejumlah kecil
superkomputer kustom. Kelemahan kinerja utama adalah bahwa
berbagai prosesor dan area penyimpanan lokal tidak memiliki koneksi
berkecepatan tinggi.
Pengaturan
ini demikian sangat cocok untuk aplikasi di mana perhitungan paralel dapat
dilakukan secara independen, tanpa perlu berkomunikasi hasil antara antara
prosesor. The high-end skalabilitas dari grid secara geografis
umumnya menguntungkan, karena rendahnya perlu untuk konektivitas antara node
relatif terhadap kapasitas Internet publik.Ada juga beberapa perbedaan dalam
pemrograman dan penyebaran. Ini bisa mahal dan sulit untuk menulis program yang
dapat dijalankan di lingkungan sebuah superkomputer, yang mungkin memiliki
sistem operasi kustom, atau memerlukan program untuk
mengatasi concurrency masalah. Jika masalah bisa secara memadai
diparalelkan, sebuah "tipis" lapisan infrastruktur "grid"
dapat memungkinkan konvensional, program mandiri, diberi bagian yang berbeda
dari masalah yang sama, untuk dijalankan pada beberapa mesin. Hal ini
memungkinkan untuk menulis dan debug pada mesin konvensional tunggal, dan
menghilangkan komplikasi karena beberapa contoh program yang sama berjalan di
bersama sama memori dan ruang penyimpanan pada waktu yang
sama.
Grid
SemantikGrid Semantik mengacu
pada pendekatan untuk komputasi Grid di mana informasi, sumber daya
komputasi dan layanan yang dijelaskan dengan menggunakan model data semantik.
Dalam model ini data dan metadata disajikan melalui fakta (kalimat kecil). Oleh
karena itu menjadi langsung dimengerti bagi manusia. Hal ini membuat lebih
mudah bagi sumber daya yang ditemukan dan bergabung secara otomatis, yang
membantu membawa sumber daya bersama-sama untuk menciptakan Virtual
Organisasi (Vos). Deskripsi merupakan metadata dan biasanya
direpresentasikan dengan menggunakan teknologi dari Web Semantic ,
seperti Deskripsi Resource Framework (RDF).
Dengan analogi dengan Semantic Web, Semantic Grid dapat didefinisikan sebagai "perpanjangan dari Grid saat ini di mana informasi dan layanan yang diberikan arti yang pasti, lebih baik memungkinkan komputer dan orang-orang untuk bekerja sama."
Gagasan Grid Semantic pertama kali diartikulasikan dalam konteks e-Science , mengamati bahwa pendekatan semacam ini diperlukan untuk mencapai tingkat tinggi yang mudah digunakan dan otomatisasi mulus memungkinkan kolaborasi fleksibel dan perhitungan dalam skala global.
Dengan analogi dengan Semantic Web, Semantic Grid dapat didefinisikan sebagai "perpanjangan dari Grid saat ini di mana informasi dan layanan yang diberikan arti yang pasti, lebih baik memungkinkan komputer dan orang-orang untuk bekerja sama."
Gagasan Grid Semantic pertama kali diartikulasikan dalam konteks e-Science , mengamati bahwa pendekatan semacam ini diperlukan untuk mencapai tingkat tinggi yang mudah digunakan dan otomatisasi mulus memungkinkan kolaborasi fleksibel dan perhitungan dalam skala global.
Penggunaan
Semantic Web dan teknologi pengetahuan dalam aplikasi Grid
kadang-kadang digambarkan sebagai Grid Pengetahuan . Semantic Grid
memperluas ini dengan juga menerapkan teknologi ini dalam Grid
Karakteristik
dan Contoh-contoh E-ScienceKarena
kompleksitas dari perangkat lunak dan persyaratan infrastruktur backend, e-Ilmu
proyek biasanya melibatkan tim besar dikelola dan dikembangkan oleh
laboratorium penelitian, universitas besar atau pemerintah. Currently there is a large focus in
e-Science in the United Kingdom , where the UK e-Science programme
provides significant funding. Saat
ini ada fokus yang besar dalam e-Science di Inggris , dimana Inggris program e-Ilmu
menyediakan dana yang signifikan.
Development of e-Science is also advanced in Europe where the development of computing capabilities to support the CERN Large Hadron Collider has led to the development of e-Science and Grid infrastructures which are also used by other disciplines. Pengembangan e-Science juga maju di Eropa di mana pengembangan kemampuan komputasi untuk mendukung CERN Large Hadron Collider telah menyebabkan pengembangan e-Science dan Grid prasarana yang juga digunakan
Development of e-Science is also advanced in Europe where the development of computing capabilities to support the CERN Large Hadron Collider has led to the development of e-Science and Grid infrastructures which are also used by other disciplines. Pengembangan e-Science juga maju di Eropa di mana pengembangan kemampuan komputasi untuk mendukung CERN Large Hadron Collider telah menyebabkan pengembangan e-Science dan Grid prasarana yang juga digunakan
Kesimpulan
Ide
awal komputasi grid dimulai dengan adanya distributed computing, yaitu
mempelajari penggunaan komputer terkoordinasi yang secara fisik terpisah atau
terdistribusi. Sistem terdistribusi membutuhkan aplikasi yang berbeda dengan
sistem terpusat. Kemudian berkembang lagi menjadi parallel computing yang
merupakan teknik komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa
komputer secara bersamaan.
Komputasi
Grid adalah penggunaan
sumber daya yang melibatkan banyak komputer yang terdistribusi dan
terpisah secara geografis untuk memecahkan persoalan komputasi dalam skala
besar.Setidaknya ada dua sisi yang mendorong semakin berkembangnya grid
computing saat ini. Kebutuhan akan sumber daya komputasi yang besar di berbagai
bidang serta adanya sumber daya komputasi yang tersebar. Grid computing
menawarkan solusi komputasi yang murah, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersebar dan heterogen serta pengaksesan yang mudah dari mana saja. Globus
Toolkit adalah sekumpulan perangkat lunak dan pustaka pembuatan lingkungan komputasi
grid yang bersifat open-source. Dengan adanya lingkungan komputasi grid ini
diharapkan mempermudah dan mengoptimalkan eksekusi program-program yang
menggunakan pustaka paralel.Konsep dan teknologi yang terkait dengan grid
computing antara lain e-science dan grid semantik.