Rabu, 01 April 2015

Puisi Lama - Pantun

Puisi Lama terdiri atas karya sastra berbentuk puisi, terdiri atas 3 puisi lama dan puisi baru.
ü  Mantra
ü  Bidal ( Pepatah, Ungkapan, Perumpamaan, Tamsil, Ibarat, Pameo)
ü  Pantun
ü  Gurindam
ü  Syair
Puisi lama berbentuk pantun, masih digunakan masyarakat sampai sekarang, khususnya masyarakat Riau. Untuk itu kali ini, kita membahas pantun.
Pantun menurut bentuknya dibedakan atas:
1.      Pantun biasa adalah pantun yang terdiri dari satu bait empat baris
2.      Pantun berkait yaitu pantun berantai yang terdiri dari beberapa bait, masing-masing bait saling berhubungan, hubungannya sebagai berikut:
Baris kedua dan keempat pada bait pertama terulang kembali pada baris pertama dan ketiga pada bait kedua.
3.      Pantun kilat yaitu yang terdiri dari dua baris disebut karmina
Ciri-ciri pantun :
·         Satu bait terdiri empat baris
·         Satu baris terdiri dari 8-10 suku kata
·         Baris satu dan dua adalah sampiran sedangkan baris tiga dan empat isi
·         Bersajak ab-ab
·         Antara sampiran dan isi tidak ada hubungan makna yang ada hubungan untuk  mengaitkan bunyi dan irama .

Contoh pantun biasa
Limau purut dan limau manis
Tumbuh sebatang di tepi rawa
Kalau menjemput dengan manis
Orang pun datang dengan tertawa

Contoh pantun berkait
Bait 1  Sarang Garuda di pohon beringin,
Buah kemuning di dalam puan,
Sepucuk surat dilayangkan angin,
Putih kuning sambutlah tuan.

Bait 2  Buah kemuning di dalam puan,
Di bawa dari Indragiri,
Putih kuning sambutlah tuan,
Sambutlah dengan hati yang suci.

Bait 1   Buah ara, batang dibantun
Mari dibantun dengan parang
Hai saudara, dengarlah pantun
Pantun tidak mengata orang

Bait 2   Mari dibantun dengan parang
Berangan besar di dalam padi
Pantun tidak mengata orang
Janganlah syak di dalam hati

Contoh pantun kilat
Sudah gaharu, cendana pula
Sudah tau, bertanya pula.

Dahulu loyang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci

Jenis pantun berdasarkan isinya terdiri atas pantun anak-anak (jenaka), pantun remaja, dan pantun orang tua (nasehat). Membudayakan pantun dapat dilakukan dengan pertunjukan berbalas pantun. Berbalas pantun dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1.    Pemantun terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok sebagai penjual dan kelompok sebagai  pembeli.
2.    Isi pantun terakhir dari kelompok penjual berupa pertanyaan.
3.    Isi pantun terakhir dari kelompok pembeli merupakan jawaban dari pertanyaaan tersebut.
4.    Jika kelompok dinamakan A dan B, maka kelompok tersebut  bergantian sebagai pembeli atau penjual pantun.
5.    Menghitung menang dan kalah dalam berbalas pantun tergantung  pertayaan dan jawaban tersebut. Misalnya, kelompok A mengajukan pertanyaan  (penjual) tidak dapat dijawab oleh B, maka A yang mendapat angka (point).


Perhatikan pantun berikut dengan cermat!

Ke pasar pagi membeli gula
Gula dibeli sekilo saja
Dari tadi abang terpesona
Adik yang berdiri siapa  nama?
      
Bunga melati putih warnamya
       Dipetik si anak dara
       Jika abang bertanya nama
       Panggil saja siti kembara

                   Ke pasar berjualan korma
                   Korma disusun indah tampaknya
                   Kalau memang abang terpesona
                   Mengapa abang jauh di sana?

Bulan puasa bulan ramadhan
Orang berbuka dengan ketan
Memang abang menjauhkan badan

Takut adik menolak sepontan

0 komentar:

Posting Komentar