Rabu, 01 April 2015

TRANSPORT LAYER

Dalam komunikasi yang handal, dua buah sistem harus mengikuti aturan-aturan dalam menghasilkan dan menerjemahkan pesan. Aturan-aturan tersebut sangat rumit, sehingga diperlukan sebuah pendekatan agar aturan tersebut mudah dipahami. Pendekatan ini disebut pendekatan layer, dimana beberapa fungsi komunikasi dikelompokkan pada kumpulan layer-layer.
Prinsip-prinsip dalam pembuatan layer ini adalah dengan menempatkan dungsi yang sama dalam layer yang sama, serta mengizinkan perbaikan suatu fungsi dalam suatu layer tanpa mengganggu yang lain.
MODEL JARINGAN 7 OSI LAYER
Model jaringan Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standar ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.
Sebuah layer dalam model ini melayani layer diatasnya dan dilayani oleh layer di bawahnya. Contohnya, satu layer bertanggungjawab untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertanggungjawab untuk mengoreksi terjadinya error selama proses transfer data berlangsung.

Model Jaringan 7 Osi Layer (source: pluto.ksi.edu)
Model jaringan 7 OSI layer dibagi ke dalam dua grup, yaitu upper layer dan lower layer. Upper layer (application, presentation, session layer) fokus kepada aplikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk network engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada lower layer. Lower layer (transport, network, data-link, physical layer) adalah intisari komunikasi data melalui jaringan aktual.
Dalam laporan ini, pembahasan difokuskan kepada layer ke-4, yaitu transport layer yang bekerja dalam koneksi end-to-end dan realiabilitas
TRANSPORT LAYER
Transport layer memiliki peran dalam mengirimkan paket data di antara node (dengan alamat) yang berada pada suatu jaringan, serta melayani pengiriman data ke layer yang di atasnya. Transport layer memastikan bahwa paket data yang diterima sudah error-free, berurutan, dan tidak hilang atau terduplikasi.
Fungsi dasar transport layer adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar.
Kriteria transport layer:
-          Menjamin pengiriman pesan (jika diinginkan)
-          Mengirim pesan dengan urutan sesuai dengan saat dikirimkan
-          Mendukung pengiriman pesan berukuran besar
-          Mendukung sinkronisasi antara pengirim (Tx) dan penerima (Rx)
-          Mengizinkan penerima menerapkan kontrol aliran terhadap pengirim (pengontrolan data transmitting rate)
-          Mendukung banyak aplikasi pada masing-masing host
Berikut adalah fungsi dari transport layer.
1.      Reliability
Transport layer ini memiliki Quality of Service untuk mengirimkan paket data ke session layer. Sering kali Quality of Sevice dari Network Layer berada di luar kontrol kita, karena Network layer melibatkan banyak router yang melewati Internet. Hal ini menyebabkan banyak terdapat error, paket yang hilang, crash/rusak, dan lain-lain. Untuk mengatasinya, kita tidak dapat mengubah Network Layer, namun kita dapat mencoba meletakkan sebuah layer lagi di atasnya untuk meningkatkan Quality of Service-nya.
Transport Layer mendukung layanan yang handal untuk Application Layer. Layanan transport dapat lebih diandalkan daripada layanan lapisan Network, sehingga kelemahan Network layer akan tertutupi. Inilah yang disebut error-recovery yang dapat dilakukan di layer yang lebih tinggi (Transport L.), contohnya pada TCP (Transfer Control Protocol).

2.      Port Addressing
Port Addressing adalah proses memberikan nomor port yang unik terhadap aplikasi yang berbeda sehingga data menuju aplikasi yang benar.
Ada beberapa jenis port addressing:
a.       Well-known:
·         Antara 0 – 1023
·         Disediakan untuk aplikasi dan servis yang sudah umum digunakan
·         Contoh: http (80), ftp (21), smtp (25), dan lain-lain
b.      Registered
·         Antara 1024 – 49151
·         Disediakan untuk aplikasi/servis yang tidak umum
·         Bisa uga digunakan secara dinamis sebagai source port dari sisi client
c.       Dynamic
·         Antara 49152 – 65535
·         Digunakan secara dinamis sebagai source port di sisi client.

3.      Segmentasi Data
Transport layer bertanggung jawab untuk melakukan segmentasi data yang diterima dari layer atas (application layer).
Kerja dari transport layer ini juga disebut dengan packetizing (menyusun paket). Pesan berukuran besar yang diterima dari application layer kemudian dibagi ke dalam beberapa pesan. Pemecahan ini dikenal sebagai sebutan segmentation. Ada dua tujuan segmentasi ini, yaitu bahwa pesan-pesan berukuran kecil lebih mudah dikelola. Lapisan di bawahnya, yaitu network layer memiliki batasan ukuran paket. Setiap pecahan data hasil segmentasi akan dienkapsulasi dengan header yang berisi informasi-informasi layer transport, seperti nomor urut (sequence) dan juga port address pengirim dan penerima.

4.      Multiplexing dan Demultiplexing
http://macao.communications.museum/images/exhibits/2_8_6_1_eng.png

Multiplexing (MUX) adalah proses dimana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital digabung menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya. Selanjutnya jika sinyal ini sampai ke sisi lainnya, sinyal ini akan didemultipleks (DEMUX) kembali menjadi beberapa aliran data. Alat untuk melakukan multipleksing dan demultiplexing disebut multiplekser dan demultiplekser.






TRANSPORT LAYER PRIMITIVES



Primitif
TPDU Sent
Makna
LISTEN
Tidak ada
Block hingga beberapa proses mencaoba untuk masuk
CONNECT
Permintaan koneksi
Secara aktif membangun koneksi
SEND
Data
Mengirim informasi
RECEIVE
Tidak ada
Block hingga TPDU sampai
DISCONNECT
Disconnect
Salah satu sisi ingin menghentikan koneksi

TPDU (TRANSPORT PROTOCOL DATA UNIT)
Transport layer mengirim paket yang berisi komunikasi data “riil” satu sama lain. TPDU terdapat dalam paket-paket yang berada dalam frame.
http://computing.dcu.ie/~humphrys/Notes/Networks/tanenbaum/6-03.jpg
Walaupun tidak dikembangkan di bawah Model Referensi OSI, Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP) umumnya dikategorikan sebagai layer ke-4 dalam OSI.
1.      TCP (Transmission Control Protocol)
TCP adalah protocol berbasis connection-oriented. Protocol ini memiliki sifat data yang dikirimkan sampai ke tujuan dengan utuh, berurutan, dan sesuai dengan kemampuan penerima. Contoh aplikasi yang menggunakan protocol ini adalah web browser, e-mail, dan file transfer.
TCP Segment Format
1.      Source Port Number: Port number pada device yang menginisiasi koneksi TCP. Biasanya bernilai random di atas 1023.
2.      Destination Port Number: Port number yang mengidentifikasikan protocol layer atas/ aplikasi yang berjalan pada device tujuan.
3.      Sequence number: nomor urut masing-masing segmen.
4.      Acknowledgment (ACK): nomor octet (byte) selanjutnya yang ditunggu oleh penerima.
5.      Window size: menunjukkan berapa banyak byte yang bisa dikirimkan sebelum menunggu datangnya acknowledgment dari penerima.

TCP 3-Way Handshake
http://akhmadkun.files.wordpress.com/2012/10/6-tcp-handshake.jpg?w=593&h=275


2.      UDP (User Datagram Protocol)
UDP adalah protocol transport yang mengutamakan kecepatan transfer data tanpa mempedulikan data yang dikirimkan tersebut sampai dengan utuh di tujuan atau sampai berurutan. Aplikasi yang menggunakan UDP antara lain DNS (Domain Name System), Video Streaming dan VoIP (Voice over Internet Protocol).
UDP Segment Format
Karena fitur yang disediakan tidak sekompleks TCP, header UDP jauh lebih sederhana daripada TCP. Overhead juga lebih kecil karena header yang digunakan untuk enkapsulasi jadi lebih kecil.




0 komentar:

Posting Komentar